Urusan Teknik Informatika saat ini bisa terbilang jurusan favorit dibanding jurusan lain. Jumlah mahasiswa yang masuk jurusan ini tergolong lebih banyak dari jurusan lain. Bahkan SMK SMK yang notabene bukan SMK Teknologi pun juga membuka jurusan TKJ. Namun ternyata hal tersebut gak sebanding sama mahasiswa yang lulus tiap tahunnya. Mungkin bisa dihitung mahasiswa yang lulus (tepat waktu) hanya 30%nya. Artinya banyak mahasiswa yang Lulusnya lama atau bahkan tidak melanjutkan karena mentok di skripsi. Berikut ini 5 alasan kenapa skripsi TI bisa sangat sulit:
1. Meneliti plus Membuat program
Mahasiswa informatika selain mampu melakukan penelitian dibidangnya dia juga harus membuat sebuah produk dengan mengambangkan perangkat lunak. Kalau jurusan lain (seperti komunikasi, pendidikan, bahasa dll) bisa membuat skripsi hanya dengan melakukan penelitian, mahasiswa informatika harus dilengkapi dengan pengembangan software. Ketika mengembangkan perangkat lunak untuk Tugas Akhirnya (Skripsi) penilitian dilakukan pada tahap awal (observasi, interview, pengumpulan data dll) yang kemudian dianalisis. Sedangkan pengembangan tentunya mahasiswa teknik informatika yg disingkat IF harus bisa mengembangkan perangkat lunak dari hasil analisis tersebut. Jadi mahasiswa harus kerja dua kali dan ini memerlukan waktu yang cukup lama. Mengembangkan perangkat lunak bisa butuh waktu berbulan-bulan lain halnya membuat program seminggu bisa beres.
2. Memahami Ilmu Komunikasi Psikologi
Dalam mengembangkan perangkat lunak untuk Tugas Akhirnya, mahasiswa IF harus cakap dalam berkomunikasi karena ada satu tahapan yaitu observasi dengan interview client. Misalnya membuat website perusahaan maka pengembang harus paham betul apa yang diinginkan perusahaan tersebut dengan menginterview pihak / kepala bagian tertentu. Inget kata interview jadi inget mahasiswa jurnalistik/komunikasi yang sedang membuat berita. Selain itu juga pengembang harus memahami psikologi client. Gunanya untuk menentukan interface yang cocok dari perangkat lunak yang dikembangkan. Jadi ada bagian tugas mahasiswa jurnalistik/komunikasi dan psikologi yang dilakukan oleh mahasiswa Informatika.
3. Harus menjadi Seniman yang baik
Mengembangkan perangkat lunak bisa dikatakan sama dengan membuat sebuah karya seni. Dengan jiwa seni rupa yang baik, perangkat lunak yang dikembangkan akan memiliki interface yang menarik dan artistik. Tak hanya visual, audio dan animasi pun harus paham betul. Misalnya dalam menyediakan konten multimedia dalam perangkat lunaknya tentu tidak akan lepas dengan animasi, audio dan video atau dikenal dengan istilah multimedia. Mahasiswa IF yang mengembangkan PL yang berhubungan dengan multimedia harus bisa melakukan pekerjaan mahasiswa jurusan seni atau seniman seperti: video shooting, video editing untuk membuat video, photoshopping, recording dan sebagainya.
4. Menguasai empat bahasa
Mahasiswa informatika harus menguasai empat bahasa. Pertama, mahasiswa IF harus menguasai Bahasa Indonesia tentunya. Selain digunakan dalam membuat Laporan Tugas Akhir ini juga dilakukan ketika wawancara. Saat mempresentasikan karyanya dalam seminar proposal atau seminar TA juga menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dan baik. Kedua, mahasiswa IF harus menguasai Bahasa Asing (Inggris). Referensi dalam bidang informatika khususnya yang baik dan lengkap biasanya didapat dari buku atau internet dengan menggunakan bahasa asing seperti bahasa inggris karena diluar banyak sekali ahli yang mengembangkan. Selain itu tool yang digunakan semuanya berbahasa inggris. misalnya Framework, Compiler, Database Managemen Sistem atau yang lebih sederhananya Sistem Operasi yang digunakan berbahasa inggris. Ketiga, Bahasa daerah (mis: bahasa sunda, bahasa jawa) juga penting dikuasai. Dalam mengembangkan perangkat lunak ada proses observasi masalah dengan metode interview / wawancara client. Kalau kebetulan kita mengembangkan perangkat lunak untuk perusahaan kecil menengah dan bos/atasan perusahaan tersebut lebih suka atau bahkan hanya bisa bahasa daerah misalnya sunda maka mau tidak mau mahasiswa IF yang melakukan interview harus mahir juga bahasa sunda. Apa lagi khususnya dalam bahasa sunda dibedakan antara bahasa kepada sebaya, yang lebuh muda dan yang lebih tua. Sudah pasti kebanyakan yang diwawancara itu lebih tua jadi harus bisa juga tuh bahasa sunda yang benar, baik dan sopan. Kalo enggak bisa disangka gak punya etika. mangga urang lajengkeun..
Keempat, Mahasiswa Informatika harus bener-bener paham dan mampu ber-Bahasa Komputer/ Mesin atau kalau dalam pemrograman ada yang dinamakan bahasa pemrograman. Meski bahasa pemrograman kini dipermudah karena diadaptasi dengan bahasa inggris tetapi syntax atau tata penulisannya sangat jauh berbeda. Beberapa bahasa yang populer saat ini antara lain: BASIC (Beginners’ All-purpose Symbolic Instruction Code), HTML (Hypertext Markup Language), PHP (Preprocessor Hypertext), CSS (Cascading Style Sheet), Java (bukan bahasa jawa ya),C++ (bedain sama pijat ++ ya) dan lainnya yang digunakan dalam pemrograman tambah lagi SQL (Structured Query Language) dalam bahasa database. Pekerjaan Mahasiswa Jurusan Bahasa ada nih di Mahasiswa Teknik Informatika.
5. The Killer Teacher
Ini kondisi yang pada umumnya ada di jurusan teknik informatika. Waktu SMA atau SMP tentu kita pernah yang menemui yang namanya guru killer. Bukan berarti pembunuh sebenarnya tapi karena Galak dan Tegasnya. Guru killer yang terkenal biasanya guru Matematika, Fisika, atau Komputer. Bayangkan aja Dosen Teknik Informatika itu gabungan ketiganya tentunya bisa disimpulkan tingkat ke-killer-an nya tiga kali lipat meski tidak semua tentunya. Penyebabnya bisa karena dosen teknik informatika sangat / terlalu idealis atau karena mahasiswanya yang terlalu baik. Yang jelas mahasiswa teknik informatika harus siap bekerja dibawah tekanan. hhe.
Dari kelima poin tersebut bisa juga dikatakan sebagai Kelebihan Mahasiswa Teknik Informatika. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa Teknik Informatika harus bangga. Tetep rajin belajar, rajin menabung, baik hati dan gak sombong ya.. ^^
Mengheningkan Cipta, Dimulai
ReplyDelete