Saturday, 3 October 2020

Thread #F1 : Honda Pamit lagi dari F1??


Saya Pamit…, Saya Kembali…

Mungkin itulah kata-kata yang cocok buat menggambarkan supplier mesin Honda saat ini yang lagi-lagi mengumumkan bahwa mereka akan "Pamit" lagi dari ajang Formula 1. Debut kembali pada era Hybrid musim 2015 bersama McLaren, berharap bahwa dominasi gila-gilaan mereka ditahun 90-an bisa terulang lagi ternyata berakhir dengan mimpi buruk yang berkelanjutan sampai musim 2017. Mungkin kalian ingat istilah "SIZE ZERO", itu adalah nama dari mobil F1 McLaren musim 2015 dimana memiliki konsep sasis yang membuat bagian rear end mobil seramping mungkin untuk meminimalisir efek drag, efeknya adalah bagian engine mobil akan memiliki ruang yang sangat sempit dan mengharuskan engine bekerja pada suhu yang sangat tinggi dari engine lainnya dikarenakan bagian rear end yang dibuat menyempit. Mungkin ini adalah penyebab utama kenapa mesin Honda di mobil Mclaren sering rusak.

Menjelang akhir musim 2017 kita dikejutkan oleh kabar bahwa tim Junior Red Bull yaitu Toro Rosso akan menggunakan mesin Honda untuk musim 2018. Disitulah timbul asumsi bahwa mungkin tidak lama lagi Red Bull juga akan menyusul menggunakan mesin Honda, dikarenakan konflik antara Red Bull dan Renault sedang panas-panasnya saat itu dan benar saja menjelang akhir musim 2018 setelah Max Verstappen trash talk tentang engine Renault lewat Radio di GP Hungaria, Red Bull mengumumkan bahwa mereka akan beralih dari Renault ke Honda sebagai pemasok mesin.

Kesuksesan Honda di Formula 1 era hybrid sebenarnya sudah dimulai pada musim 2018 lewat Toro Rosso, di GP Bahrain lewat Pierre Gasly yang berhasil finish di posisi ke-4. Kemudian baru setelah itu berlanjut di musim 2019 di lomba pembuka GP Australia lewat Red Bull Max Verstappen yang berhasil finis podium ke-3 dan itu adalah pertama kalinya Honda di era Hybrid dengan Red Bull bisa naik podium. Kesuksesan Honda gak berhenti disitu, di GP Austria home race untuk Red Bull, Max berhasil membawa Red Bull dan Honda memenangi lomba. Berlanjut ke chaosnya GP Jerman yang penuh drama dan dimenangi oleh Max, pole position pertama di era Hybrid untuk Honda di Gp Hungaria, dan berlanjut dengan finish 1-2 Max dan Gasly di Gp Brazil

Kemudian berlanjut ke kemenangan perdana Red Bull di musim 2020 tepatnya di Gp Silverstone dan terakhir kemenangan dramatis Pierre Gasly di Gp Monza. Semua kesuksesan Red Bull dan tim Junior mereka Alpha Tauri diraih dengan menggunakan mesin Honda yang semakin sempurna. Tapi sayangnya dengan semua kesuksesan itu Honda mengumumkan bahwa mereka akan "pamit lagi" dari ajang F1 setelah musim 2021. Alasan Honda pamit kali ini adalah karena mereka ingin memfokuskan SDM mereka untuk pengembangan mobil elektrik, yang kita tau ini bukanlah hal yang baru lagi karena banyak pabrikan mobil sudah melakukannya.

Pertanyaannya adalah apa langkah yang akan diambil oleh Red Bull??

Asumsi kami sih, mereka akan mencari alternatif lain diluar 3 manufaktur yang ada di F1 saat ini. Kembali ke Renault mungkin bisa jadi pilihan "putus asa" untuk Red Bull, menggunakan Mercedes tergantung bagaimana negosiasi antara Red Bull dan Mercedes, Ferrari kemungkinan akan digunakan oleh tim Junior Red Bull yaitu Alpha Tauri. Tapi dari itu semua ada hal penting yang patut kita pantau yaitu, Max Verstappen yang kontraknya akan selesai pada akhir 2021, disisi lain Lewis Hamilton juga belum memperpanjang kontraknya di Mercedes, kita curiga sih ada chance kalo si Max akan ditarik ke Merc oleh Toto Wolff, karena Toto Wolff juga ada campur tangan kenapa Max Verstappen bisa ada di F1.

Tapi kenapa Red Bull gak mengambil alih aja pengembangan mesin Honda, dengan Red Bull membuat satu perusahaan lagi yang beda akta tentunya khusus untuk pengembangan mesin, jadi disini Red Bull secara mandiri melakukan pengembangan mesin tentunya gak seutuhnya mandiri tapi masih ada Honda dibelakangnya. Tentunya kalian inget merk "MUGEN HONDA" yang pernah berlaga di F1 kan, tepatnya di musim 1991. Nah Red Bull bisa saja menggunakan merk MUGEN HONDA untuk mesin mereka.

Tyrrell Mugen Honda 1991

Rumor juga beredar bahwa sedang ada negosiasi antara Red Bull dengan Porsche, untuk updatenya mungkin kita pantau terus aja perkembangannya (sekali lagi ini masih rumor ya). Tapi jujur kami sendiri berharap Honda bisa lanjut di F1 dengan nama lain, kalaupun gak bisa ya kami berharap juga Red Bull bisa mendapatkan supplier mesin yang bagus diluar dari 3 pabrikan yang ada saat ini.

Wednesday, 3 April 2019

#Review Formula 1 Drive to Survive Season 1 : Bukan hanya tentang Mercedes & Ferrari

Kenapa orang-orang menonton Formula 1?, Orang-orang menonton Formula 1 untuk melihat aksi, drama & tim underdog mendapat hasil bagus. Setiap race punya ceritanya sendiri dan cerita itu tidak harus selalu tentang Ferrari & Mercedes meraih kemenangan, karena cerita semacam itu akan tenggelam dengan sangat cepat"
~Gunther Steiner-Principal Haas F1 Team~

F1 gak melulu harus tentang Mercedes vs Ferrari dengan Red Bull yang selalu membayangi, kita ngeliat sih kalo perebutan gelar sekarang di era Hybrid hasilnya udah langsung ketebak sebelum awal musim dimulai. Sejak era Hybrid dimulai, dominasi gila-gilaan Mercedes bener-bener gak terhentikan, dimulai dari 2014 sejak era Hybrid dimulai terus mendominasi sampai musim 2018. Karena itu juga kita gak terlalu merhatiin perebutan gelar juara dunia, tetapi apakah F1 memang membosankan seperti itu?, gak juga sih tapi kita ngeliat persaingan di midfield itu seru banget sih dan sepertinya Netflix dengan film seri barunya yaitu Formula 1 Drive to Survive paham akan hal itu.

Diluar dari Ferrari & Mercedes yang tidak ikut serta di series ini kita tetap memberikan apresiasi untuk Netflix yang lebih menyorot ke persaingan tim papan tengah & bawah, drama dibalik gugatan pailit yang di alami oleh tim Force India dan gak ketinggalan Red Bull yang di sorot habis-habisan di season1 ini, semua internal Red Bull yang tidak pernah kita lihat tersorot disini, pendekatan cerita dari setiap problem, konflik dan drama dari setiap internal tim dibahas tuntas disini, itu nilai plusnya.

Nilai plus lainnya adalah, series ini cocok untuk kalian tonton baik para penggemar F1, cocok juga untuk kalian yang baru ingin mengikuti F1 atau hanya sekedar ingin menonton series ini, Netflix memang luar biasa untuk mengerjakan series Drive to Survive ini. Disini kita akan menceritakan secara singkat cerita dari tiap-tiap episodenya ya.

Episode 1, ALL TO PLAY FOR

Tes pra musim sudah selesai dan Race pertama F1 musim 2019 pun dimulai di Gp Australia. Local Hero Daniel Ricciardo dijagokan untuk menang disana dengan mobil Red Bull yang semakin sempurna, disini kita akan melihat bagaimana awal mulai Daniel terjun ke dunia balap, pengorbanan keluarganya agar Daniel bisa membalap di F1, sudut pandang dari seorang Ibu dan Ayah yang melihat anaknya membalap di Formula 1 yang penuh resiko besar.

Selain itu Drama pitstop dari tim Haas yang mengharuskan 2 mobil mereka Dnf membuat Gunther Steiner melampiaskan semua amarahnya, tapi disini kita akan melihat sisi lain dari seorang Gunther Steiner dan bagaimana seorang principal tim dalam menanggapi setiap masalah yang terjadi.

Episode 2, THE KING OF SPAIN

Di episode ke-2 kita akan diperlihatkan cerita dari seorang Carlos Sainz Junior yang mempunyai impian untuk menjadi pembalap Formula 1. Impiannya itu didapat dari Racing Heronya yang tidak lain adalah Fernando Alonso, tapi tak disangka mereka berdua sekarang ada dipanggung yang sama dan persaingan antara mereka berdua untuk menjadi pembalap F1 Spanyol terbaik dimulai. Diluar dari kondisi tim Renault dan Mclaren, persaingan antara Sainz dan Alonso diceritakan cukup apik oleh Netflix, Alonso dengan pengalamannya dan Sainz yang terus bekerja keras untuk mengalahkan racing heronya.

Episode 3, REDEMPTION

Di episode ke-3 kita akan melihat keseluruhan cerita dari tim Red Bull, kita akan melihat drama di Gp Azerbaijan, efeknya untuk Daniel dan kemenangan dramatis Daniel di Gp Monaco. Williams?, yak di episode ke-3 ini kita juga akan diperlihatkan bagaimana efek psikologis internal tim William dalam menjalani race di Monaco dengan mobil mereka yang tercepat no.10 di antara semua tim.

Episode 4, THE ART OF WAR

Di episode ke-4 kita akan melihat LOVE HATE RELATIONSHIP antara Redbull dengan Renault, perperangan tidak hanya terjadi saat race saja, tetapi diluar sirkuit juga terjadi perang yang lebih panas, di episode ini kita akan melihat proses terbuangnya Renault sebagai pemasok engine sampai Redbull memutuskan untuk menggunakan Honda sebagai pemasok mesin dan kelanjutan dari cerita Daniel Ricciardo kenapa memutuskan untuk pindah ke tim Renault, banyak spekulasi yang muncul disini kenapa Daniel memutuskan untuk pindah, apakah dia hanya lari dari Max? atau adakah motivasi lain?, kalian bisa simpulkan sendiri saat selesai menonton episode ke-4 ini.

Episode 5, TROUBLE AT THE TOP

Disini kita akan diperlihatkan bagaimana situasi dan kondisi dibelakang garasi Force India dan Mclaren. Sesuai dengan judul episode ke-5 ini, disini kita akan diceritakan bagaimana jadinya jika ada masalah di antara top manajemen dalam tim F1, pengaruhnya ke performa tim tersebut, dampak psikologis, sampai dampaknya untuk keberlangsungan tim tersebut. Gugatan pailit Force India sampai Mclaren yang berubah seketika menjadi TIM FERNANDO karena terlihat bahwa Alonso yang mengambil setiap keputusan di tim Mclaren.

Episode 6, ALL OR NOTHING

Untuk episode ini seluruhnya akan menceritakan tentang tim Force India, gugatan pailit yang dialam tim Force India sampai sosok Lawrence Stroll yang datang sebagai penyelamat tim tersebut. Selain itu kita akan melihat bagaimana relationshit antara Ocon dan Perez yang dimana kontrak mereka dengan tim Force India akan habis akhir musim 2018 ini, bagaimana persaingan mereka untuk mendapatkan seat untuk musim 2019, drama persaingan mereka saat race, clash di Singapore GP sampai finalnya adalah saat race di Mexico.

Episode 7, KEEPING YOUR HEAD

Episode ini kita menceritakan tentang sosok Romain Grosjean, sepertinya efek dari kejadian di GP Belgia musim 2012 terus membayangi Romain dan mempengaruhi performanya sampai musim 2018 ini, banyaknya kesalahan yang dia buat selama sesi practice, kualifikasi dan race yang tentu kalian ingat crash konyol yang dia buat saat di Baku dan Barcelona. Kemudian bagaimana Haas dalam bersikap melihat performa Romain, disini kalian akan merasakan sendiri bagaimana beratnya tekanan mental yang di alami oleh Romain dan pesan dari keseluruhan episode ini adalah bagaimana pentingnya untuk selalu fokus ke depan tanpa terbayang oleh kejadian dan kesalahan masa lalu yang dapat mempengaruhi kamu di saat sekarang.

Episode 8, THE NEXT GENERATION

Episode ini akan berfokus pada tim Alfa Romeo Sauber dan 2 driver mereka Charles Lecrec dan Marcus Ericsson. Di awal scene kita akan diperlihatkan beberapa footage crash F1 di masa lalu dan betapa berbahayanya olahraga motorsport, kemudian terlihat ada sosok Ayrton Senna yang meninggal dan efeknya untuk F1 untuk meningkatkan safety di F1, hasilnya selama 20 tahun tidak ada kejadian fatal yang menimpa driver F1 saat terjadi crash, tapi sayangnya di 2015 kita kehilangan sosok Jules Bianchi. Kalian yang menonton race GP Belgia dan Monza pasti tau crash horor yang menimpa Charles dan Marcus, bagaimana peran Halo device dalam crash mereka, kematian Jules dan efeknya pada Charles dan perjalanan Charles dalam menggapai kursi Ferrari untuk musim 2019.

Episode 9, STARS AND STRIPES

Episode ini menurut kita adalah episode paling seru dari keseluruhan season 1 ini, persaingan seru antara Haas dan Renault untuk posisi 4 klasemen akhir, persaingan driver juga gak kalah seru antara Kevin dan Nico Hulk yang kita semua tau mereka berdua punya banyak cerita pada musim-musim sebelumnya dan yang paling terbaru adalah di Hungaria 2017 dimana terlihat Kevin mempush Nico keluar lintasan saat akan menyalipnya di turn 2,  saat selesai race dengan perasaan kesal Nico menghampiri Kevin dan mengatakan, "Dirtiest driver on the grid" dan Kevin membalasnya dengan, "Suck my ball honey…"

Episode 10, CROSSING THE LINE

Episode penutup dari series Drive to Survive, pada episode ini menceritakan 2 seri penutup musim 2018 yaitu Brazil dan Abu Dhabi GP. Untuk GP Brazil hanya menceritakan flashback dari clash antara Verstappen dan Ocon yang kita semua tahu keduanya hampir terlibat baku hantam setelah race dimana Max yang kesal menghampiri Ocon yang terlihat sama sekali tidak meminta maaf pada Max, ya kita juga tahu sih sah-sah aja dan ada aturannya juga mobil yang sudah di overlap bisa mengunlap jika mobil itu lebih cepat dari mobil yang memimpin, tapi ya gimana ya saat live kemarin juga kita dibuat kesel sih saat ngeliat ekspresi muka si Ocon yang malah kaya gak ngerasa bersalah gitu loh.

Untuk GP Abu Dhabi menceritakan keseluruhan dari race disana, crash mengerikan yang dialami oleh Hulk saat lap pertama, kemudian race terakhir untuk Alonso di Formula 1, selain itu disini kita juga merasakan seolah-olah kita adalah bagian dari Staff atau pekerja yang bekerja di Formula 1, bagaimana makna dari seri terakhir ini dan persiapan untuk menatap musim berikutnya, alih-alih mereka berlibur saat liburan musim dingin, mereka sibuk untuk membangun mobil dan testing lainnya. Kemudian diakhir episode ini ada scene yang menampilkan banyak pembalap muda yang akan berkompetisi untuk F1 musim 2019, seperti Charles Lecrec yang akan membalap untuk Ferrari, kemudian ada Lando Norris yang akan menggantikan posisi Alonso di Mclaren, lalu ada George Russel dari akademi Mercedes yang akan membalap untuk Williams dan Gasly yang naik ke tim utama Redbull.

Overall kita akan ngasih nilai 8/10 untuk season pertama Drive to Survive ini, sebenarnya kita bisa aja ngasih 10/10 asalkan semua tim ikut berpartisipasi pada series ini, sayangnya Ferrari dan Mercedes malah absen untuk season pertama ini. Kita juga antusias sih buat season 2nya, ada kemungkinan Ferrari dan Mercedes juga ikut dan kita bisa melihat semua drama dan problem dibelakang garasi mereka.